twitter


Di postingan ini, saya akan membahas tentang “cara mengubah template blogger”. Dan inilah caranya. Cekidot :)
Pertama buka blogger “http://www.blogger.com“
Akan muncul gambar seperti dibawah ini!


Yang kedua klik anak panah kecil, dan akan terlihat gambar seperti
 

Setelah meng-klik anak panah, klik tulisan template yang muncul pada anak panah yang tadi kita klik


Setelah itu, akan terlihat gambar seperti


Lalu, klik cadangkan/pulihkan,


Dan akan ada gambar seperti ini!


Setelah itu klik “browse” untuk mencari template blogger yang ada di filemu, dan unggahlah…


Dan itulah sedikit cara untuk teman-teman yang ingin mengubah template bloggernya, semoga ini dapat membantu :)


·        Protista adalah nama kingdom yang memiliki sel satu dan sudah memiliki selaput.
·        Protista termasuk kedalam organism eukariotik (telah memiliki membrane sel)
·        Habitat protista -> ditempat basah (air laut, dan air tawar)
·        Protista tidak termasuk hewan, tumbuhan, dan fungi
·        Tetapi protista digolongkan berdasarkan kemiripan dengan tumbuhan, hewan dan fungi
Protista mirip Fungi
Ciri Umum :
1.        Bersifat Heterotrof -> tidak dapat membuat makanan sendiri, mengambil zat organic dari makhluk lain.
2.        Saprofit -> menguraikan zat organic dari makhluk yang telah mati.
3.       Amoeboid -> bergerak seperti Amoeba
Contoh :
A.       Myxomycota (jamur lendir)
Ciri :
·        Habitat -> hutan basah, serasah daun, kayu lapuk
·        Fase vegetatif -> lender yang bergerak (plasmodium)
·        Gerkan dipengaruhi oleh gaya -> kemoktasis, hidrotaksis, fototaksis
·        Reproduksi -> Vegetatif (spora), Generatif (amoebozigot)
·        Contoh : Fuligo Sp, Arcyria, Stemonitis
B.        Oomycota (jamur air)
·        Ditemukan pada bangkai tubuh ikan, atau hewan lain di air
·        Tersusun atas benang hifa tidak bersekat
·        Reproduksi -> Seksual (Oogami), Aseksual (Zoospora)
·        Contoh -> Saprolegina Sp, Phytophthora, Plasmaspora Viticola
C.        Acraciamycota (jamur lender seluler)
·        Habitat -> dikayu-kayu lapuk dan bahan organic
·        Merupakan sel amoeboid soliter
Protista mirip tumbuhan
Ciri umum :
1.        Bersifat autotrof -> memiliki kloroplas
2.        Disebut alga atau ganggang
3.       Habitat -> di lingkungan air tawar, air laut
4.        Alga belum memiliki akar, batang, daun yang sesungguhnya -> masuk kelompok (Thallophyta)
5.        Bentuk tubuh -> Uniseluler, berkoloni, multiseluler
           -> Mirip benang, lembaran, rerumputan
6.       Tiap division alga memiliki pigmen yang dominan
Perkembangbiakan Alga
Reproduksi -> Vegetatif :
·        Membelah diri
·        Flagmentasi
·        Spora Kembara
       -> Generatif
·        Isogami
·        Oogami
·        Konjugasi



Ruang lingkup geografi sangat luas dan mencakup materi pokok serta masalah yang dikaji. Metode pendekatan yang dapat digunakan tidak hanya dari aspek keruangan saja, tetapi juga aspek-aspek lain.

Pada ilmu geografi, sekurang-kurangnya terdapat dua jenis pendekatan, yaitu pendekatan pada sistem ekologi. Untuk mengkaji perkembangan atau dinamika suatu gejala atau masalah, seorang geograf harus pula menggunakan pendekatan lainnya.
Ada beberapa pendekatan geografi, yaitu sebagai berikut.
1.   Pendekatan Keruangan
Pendekatan keruangan (spatial approach) merupakan metode pendekatan khas geografi. Pada pelaksanaannya, pendekatan keruangan harus tetap berdasarkan prinsip-prinsip yang berlaku, yakni prinsip persebaran, interelasi, dan deskripsi. Pendekatan yang termasuk pendekatan keruangan adalah pendekatan topic, pendekatan aktivitas manusia, dan pendekatan regional. Secara teoretis, berbagai pendekatan tersebut dapat dipisah-pisahkan tetapi pada kenyataannya saling berhubungan satu sama lain.
A.  Pendekatan Topik
Dalam mempelajari masalah geografi di suatu wilayah, seorang peneliti dapat mengadakan pendekatan pada topik tertentu yang menjadi perhatian utama. Misalnya, topik yang menjadi perhatian utam adalah kelaparan, sehingga msalah kelaparan menjadi sorotan utama dalam pendekatan yang digunakan.
Kelaparan di daerah tersebut diungakapkan jenis-jenisnya, penyebabnya, penyebarannya, intesitasnya, interelasinya dengan gejala lain, serta keterkaitannya dengan masalah lain secara keseluruhan.
Hal yang menjadi pegangan pokok dalam melakukan pendekatan topik adalah hubungan keruangan dengan lokasi gejala atau topik yang diteliti. Faktor-faktor geografis, seperti menusia dan keadaan lingkungan fisik, tidak boleh diabaikan. Dengan landasan keruangan ini, karakteristik masalah kelaparan di suatu wilayah dapat diungkap.
B.  Pendekatan Aktivitas Manusia
Pada pendekatan keruangan, perhatian utam diarahkan kepada aktivitas manusia. Pertanyaan utama pada jenis pendekatan ini adalah bagaimana kegiatan manusia atau kegiatan penduduk pada suatu daerah atau wilayah.
Aktivitas penduduk ini dapat ditinjau dari penyebarannya, interelasinya dan deskripsinya dengan gejala-gejala lain yang berkenaan dengan aktivitas itu. Ditinjau dari penyebarannya, jenis-jenis aktivitas dapat dibedakan sehubungan dengan mata pencarian penduduk. Contohnya,aktivitas penduduk di daerah pegunungan, di dataran rendah, di pinggir sungai, dan di pantai.
Dari penyebaran kegiatan penduduk, dapat keterkaitannya dengan kesuburan tanah, hidrografi, jaringan komunikasi dan transportasi, ketinggian wilayah, dan faktor-faktor geografis lainnya. Oleh karena itu, dapat dibuat suatu deskripsi dengan gejala-gejala lain sebagai sistem keruangan.
C.  Pendekatan regional
Pengertian region adalah suatu wilayah di permukaan bumi yang memiliki karakteristik tertentu yang khas, yang membedakan wilayah tersebut dengan wilayah-wilayah lain.
Pendekatan regional berarti mengkaji suatu gejala atau suatu masalah berdasarkan region tempat terjadinya gejala atau masalah tersebut. Penekanan utama pendekatannya bukan pada topik atau aktivitas manusia, melainkan pada region yang merupakan ruang atau lokasinya. Moisalnya, dalam melakukan studi tentang masalah kelaparan, dapat dilakukan pendekatan region tentang gejala kelaparan tersebut berdasarkan wilayah. Pertanyaan yang dapat dikemukakan adalah pada wilayah mana saja terjadi kelaparan. Hasil akhirnya adalah penjelasan mengenai penyebaran gejala atau masalh kelaparan.
Berdasarkan penyebaran, dapat pula diungkapkan sebab terjadinya kelaparan di region atau wilayah yang bersangkutan. Selanjutnya, dapat diungkapakan interelasi dan interaksi gejala kelaparan dengan gejala-gejala lain pada region yang sama. Dari hasil pendekatan regional menggunakan prinsip-prinsip geografi, dapat dibuat deskripsi mengenai gejala atau masalah kelaparan pada wialayah yang bersangkutan.